Minggu, 10 Juni 2012

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan forum diskusi (musyawarah) guna melatih keterampilan pengambilan keputusan atau kata sepakat.
Dalam proses pembelajaran tujuan yang hendak dicapai tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga pembentukan keterampiIan dan sikap.Karena itu menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan ini memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan temannya.
Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalarn rangka mencapai indikator.

B.   RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.    Pengertian Diskusi!
2.    Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil!








BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Dan Rasional
a.    Pengertian
Diskusi merupakan satu kegiatan yang biasa dilakukan dalam berbagai lapangan seperti dalam dunia politik, sosial, perdagangan, kebudayaan dan sebagainya. Dari makna kata diskusi dapat diketahui bahwa di dalamnya terlibat lebih dari satu orang. Dengan demikian diskusi selalu terjadi dalam kelompok, baik kelompok besar ataupun kelompok kecil tetapi perlu diingat tidak semua percakapan dalam kelompok dapat disebut diskusi. Percakapan dalam kelompok dapat disebut diskusi. Percakapan dalam kelompok hanya dapat dinamakan diskusi bila memenuhi syarat tertentu, sebagai berikut :
1.    Melibatkan kelompok, yang besarnya lebih kurang antara 3 sampai 9 orang.
2.    Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, yang berarti semua anggota kelompok harus mendapatkan kesempatan melihat, mendengar, serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3.    Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4.    Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dari syarat-syarat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah satu proses yang teratur melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi. Mengambil keputusan atau memecahkan satu masalah. Maksudnya murid/siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.
Diskusi tersebut berlangsung dalam suasana terbuka, setiap murid/siswa bebas mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap murid/siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya. Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua guru atau calon guru mampu membimbing para murid/siswanya dalam berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu melaksanakan tugas ini dengan baik.
b.    Rasional
Dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok dikaitkan dengan usaha peningkatan kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yang membawa perubahan besar dalam peran guru. Guru yang selama ini mempunyai dominasi tertinggi di kelas harus mengurangi diminasi tersebut. Murid/siswa harus diberi kesempatan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.
Sejalan dengan hal ini, maka peran guru yang utama adalah sebagai coordinator belajar, perencanaan tugas bersama, promoter (pengarah atau penggerak di dalam belajar), sebgai katalisator yaitu penghubung antar informasi dengan murid/siswa, sebagai narasumber, serta sebagai penilai bersama kemajuan kelompok. Untuk menjalankan peranannya ini, maka guru diharapkan member dorongan kepada murid/siswa, sehingga murid/siswa merasa mempunyai kebebasan untuk berfikir, berbuat, serta bereaksi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan murid/siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah memulai suat proses yang member kesempatan untuk berfikir, berinteraksi social, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan kreatifitas murid/siswa serta membaca kemampuan berkomunikasi termasuk didalamnya keterampilan berbahasa.
Dari uaraian di atas dapat dipahami bahwa diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Sebagaimana telah diungkapkan, keterampilan berdiskusi tidaklah dibawa sejak lahir. Dengan demikian pula hanya dengan keterampilan membimbing diskusi kelompok . tidak setiap orang dengan sendirinya mampu membimbing diskusi, demikian pula tidak setiap guru atau calon guru dengan sendirinya mampu membimbing para muridnya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan-latihan yang khusus untuk itu. Karena itu keterampilan ini sangat perlu dilatihkan, agar para guru/calon guru mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik.


2.    Tujuan dan Penggunaan
a.    Tujuan
Pengjaran dengan menggunakan diskusi kelompok kecil bertujuan :
1)    Memecahkan masalah yang kompleks, yang terlalu sulit untuk dapat dipecahkan oleh murid secara perorangan
2)    Mengaktifkan murid dalam proses belajar
3)    Mengembangkan murid berfikir kritis
4)    Mengembangkan kreatifitas murid
5)    Mengembangkan sikap kerjasama, menghargai pendapat orang lain dan bersikap positif terhadap orang lain

b.    Penggunaan dalam kelas
Diskusi kelompok merupakan satu pengalaman belajar yang dpat diterapkan hamper dalam semua bidang studi dalam batas-batas tertentu. Pengalaman berdiskusi kelompok memberikan keuntungan bagi murid dalam banyak hal :
a)    Murid dapat berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau memecahkan suatu masalah
b)    Dapat meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting
c)    Dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi
d)    Serta dapat meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
e)    Dapat dibina semangat kerjasama yang sehat, serta kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan diskusi kelompok ditingkat sekolah dasar, sering masih banyak memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi pimpinan kelompok yang dicontohkan oleh guru diharapkan dapat menjadi model. Bagi para murid hingga pada saatnya mereka dapat mengambil alih tugas guru sebagai pimpinan kelompok. Peralihan tugas sebagai pimpinan kelompok ini dapat dilakuakan secara bertahap : yaitu, mulai guru yang menunjukkan, tahap kedua guru bersama murid yang menentukannya, yang akhirnya kelompok sendirilah yang menetapkan pimpinannya.

Agar dapat menjadi pimpinan dikelompok yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, antara lain hal-hal berikut :
1.    Diskusi hendaknyaberlangsung dalam iklim terbuka yaitu dalam suasana persahabatan yang ditandai oleh kehangatan hubungan antar pribadi,kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic diskusi, keantusiasan, berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang lain, hingga kelompok menganggap diskusi sebagai satu kegiatan yang menyenangkan.
Iklim yang demikian ini perlu dibina dan dikembangkan, karena pada umumnya setiap anggota kelompok mempunyai kebutuhan untuk dikenal oleh anggota lain, diterima dan dihargai, merasa aman, serta bebas partisipsi. Dalam iklim yang demikian guru dapat meningkatkan tanggung jawab murid dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.    Diskusi yang efektif haruslah didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang, yang mencakup hal-hal dibawah ini :
a.    Pemilihan topic atau masalah yang akan didiskusikan. Pemilihan dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama murid atau murid sendiri. Disamping itu, topik yang dipilih haruslah bermakna bagi peningkatan kemampuan berfikir murid.
b.    Perencanaan dan penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut hingga para murid memiliki latar belakang yang sama. Kegiatan pendahuluan ini dapat berupa membaca artikel, mengadakan wawancara, melakukan observasi, menyaksikan film dan lain-lain
c.    Penyiapan diri sebaik-baiknyasebagai pimpinan diskusi. Ini berarti guru harus benar-benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivator, hingga kemudian, mampu memberikan penjelasan, mengajukan pertanyaan yang dapat memotivasi murid, memahami kesulitan yang dialami murid dan sebagainya.
d.    Penepatan besar kelompok berdasarkan pengalaman, kematangan, keterampilan murid : tingkat kekompakan, intensitas minat dan latar belakang pengethuan : serta keterampilan guru sebagai pimpinan diskusi. Besar kelompok yang efektif berkisaran antara 5 sampai 9 orang. Perlu disadari besar kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
e.    Pengaturan tempat duduk yang member kesempatan bagi semua anggota kelompok untuk bertatap muka, serta guru berada dalam posisi yang memungkinkan dia berhadapan muka dengan semua murid, hingga dia benar-benar menjadi bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sangat penting dalam memupuk iklim persahabatan, serta kekohesifan diantara peserta diskusi.
3.    Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kekuatan tersebut antara lain :
a.    Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya dari pada yang dimiliki indivdu. Karena itu dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik.
b.    Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain
c.    Anggota-anggota yang pemalu lebih bebas mengemukakan pikirannya dalam kelompok kecil daripada dalam kelompok besar
d.    Anggota lain lebih merasa terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok, karena mereka lebih terlibat didalam proses ppenambilan keputusan serta,
e.    Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri, maupun pemahaman terhadap orang lain, dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi.
4.    Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan dalam arti tidak tercapai tujuan yang diinginkan . kelemahan tersebut antara lain :
a.    Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa.
b.    Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negative seperti pengarahan yang kurang tepat,pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik.
c.    Anggota yang kurang agresif (pendiam,pemalu, dan sebagainya) sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya, hingga menyebabkan terjadinya frustasi dan penarikan diri, serta,
d.    Ada kalanya diskusi hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja.

3.    Komponen-Komponen Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok
Setelah menyelesaikan perencanaan dan persiapan dengan maaatang, maka dengan niat untuk memelihara iklim yang terbuka, guru memulai diskusi tersebut. Dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin diskusi, ada enam keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok yaitu :

a.    Memusatkan Perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus berusaha memusatkan perhatian murid pada tujuan atau topic diskusi. Ini berarti, guru harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah atau tujuan diskusi tidak tercapai. Tidak tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh menyimpannya topic atau terjadinya pembicaraan yang bertele-tele. Pemusatan perhatian ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
1.    Merumuskan tujuan pada awal diskusi,serta mengenalkan topik masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu. Pertanyaan yang dimaksud hendaknya tidak terlampau luas, jelas, serta memungkinkan adanya alternative jawaban.
2.    Menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakannya kembalibila terjadi penyimpangan-penyimpangan.
3.    Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan yang menyimpankan diskusi dari tujuannya. Atau masalah khusus yang sedang dibicarakan. Apabila hal itu terjadi, guru segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa dan mengarahkan murid untuk mempertimbangkan pertanyaan tersebut hingga diskusi kembali kea rah semula. Guru hendaknya berhati-hati menunjukkan dan menghentikan penyimpangan tersebut agar jangan menyinggung perasaan murid. Kontrol yang terlampau ketat dapat mematikan partisipasi. Misalnya topik yang sedang didiskusikan adalah : Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mendaki gunung, kemudian ditengah-tengah hangatnya diskusi, seorang murid mengatakan :”mendaki gunung tidak ada gunanya, hanya memboroskan tenaga saja,” hal ini guru hendaknya menunjuk dan menghentikan penyimpangan tersebut, misalnya dengan mengatakan : “itu satu pendapat yang baik tentang tidaknya mendaki gunung, “ menurut pendapatmu masih adakah lagi yang perlu dipersiapkan oleh seseorang yang akan mendaki gunung? “
4.    Merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu, sebelum melanjutkan dengan masalah berikutnya. Ini penting agar kelompok menyadari hasil yang telah dicapai, serta apa yang harus dibicarakan berikutnya. Rangkuman ini dibuat dengan memanfaatkan gagasan murid misalnya :
a.    Mengakui gagasan murid dengan jalan menghilangkan bagian penting yang diucapkannya.
b.    Memodifikasi gagasan tersebut dengan cara menguraikannya kembali
c.    Menggunakan gagasan murid untuk mencapai kesimpulan atau menuju langkah berikutnya
d.    Membandingkan gagasan murid dengan gagasan yang telah diucapkan sebelumnya
e.    Merangkum hal-hal yang telah diuraikan murid baik secara perorangan ataupun kelompok

b.    Memperjelas Masalah atau Urunan Pendapat
Selama diskusi berlanjut sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas, hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok. Keadaan yang demikian ini sering menimbulkan kesalapahaman hingga keadaan dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu guru haruslah memperjelas penyampaian ide tersebut. Di kelas-kelas rendah tugas memperjelas ini bahkan merupakan tugas yang paling banyak dilakukan guru yang sedang memimpin diskusi. Dengan memperjelas, guru ataupun murid akan mempunyai gambaran yang sama tentang ide yang dikemukakan. Memperjelas dapat dilakukan dengan cara :
1.    Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas
2.    Meminta komentar murid dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas ataupun mengembangkan ide tersebut atau
3.    Menguraikan gagasan murid dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas

c.    Menganalisis Pandangan Murid
Di dalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat diantara anggota kelompok. Agar perbedaan pendapat ini dapat membimbing kelommpok untuk berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif, guru diharapkan mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut, misalnya dengan
1.    Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat dan
2.    Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati

d.    Meningkatkan Urunan Murid
Diskusi dapat mengembangkan kemampuan murid untuk berfikir kritis, hal ini dapat tercapai bila guru (pemimpin diskusi ) mampu meningkatkan urunan pikiran yang diberikan oleh murid. 

Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan urunan pikiran ini, diantara lain :
1.    Mengajukan pertanyaan- pertanyaan kunci yang menantang murid untuk berfikir, karena pertanyaan tersebut, merupakan tantangan bagi idea tau kepercayaannya. Pertanyaan yang mulai dengan : misalnya … atau bagaimana bila … dapat meningkatkan  urunan pikiran murid. contoh :Misalnya gunung didaerah trasmigrasi, guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a.    Misalnya gunung di daerah yang padat penduduknya itu meletus, apa yang harus dilakukan?
b.    Bagaimana bila anda sendiri adalah penduduk daerah yang tertimpa bencana
2.    Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal yang sesuai pada saat yang tepat : misalnya satu cerita gambar, atau diagram
3.    Menghangatkan suasana dengn mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat
4.    Memberi waktu yang cukup untuk berfikir tanpa diganggu dengan komentar-komentar guru
5.    Memberikan dukungan terhadap urunan murid dengan jalan mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan komentar yang positif atau mimik yang memberikan dorongan, serta sikap yang bersahabat. Murid yang merasa mendapat dukungan dari guru akan terdorong untuk meningkatkan urunannya

e.    Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
Dalam diskusi tidak jarang terjadi pembicaraan hanya monopoli oleh beberapa anggota saja. Bahkan sering pembicaraan dimonopoli oleh guru sebagai pemimpin diskusi sehingga kesempatan berpartisipasi murid sangat kurang. Ini berarti tidak semua murid mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Besarnya kelompok biasanya juga mempengaruhi pemerataan kesempatan ini. Dalam kelompok kecil berpartisipasi bagi setiap anggota lebih besar dari pada kelompok besar. Agar hasil diskusi dapat dikatakan hasil kelompok serta setiap anggota kelompok merasa terlibat dan mendapat kepuasan dalam diskusi tersebut, kesempatan berpartisipasi ini perlu disebarkan. Dengan demikian, guru memiliki keterampilan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para murid dalam berpartisipasi, serta mencegah dominasi anggota tertentu yang akan merusak iklim kelompok. Dominasi ini akan menyebabkan hal-hal yang tidak diingini seperti sikap acuh tak acu, atau menarik diri.
Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a)    Mencoba memancing urunan siswa yang enggang berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya : saya yakin Rini dapat member contoh! Coba Rini!
b)    Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak, dengan memberi giliran kepada murid yang pendiam terlebih dahulu. Dengan demikian pembicaraan dapat didengarkan oleh semua anggota. Pembicaraan yang serentak mungkin terjadi karena antusiasme yang tinggi, sikap agresif, keinginan menonjol dan sebagainya. Guru harus peka terhadap hal ini.
c)    Mencegah secara bijaksana muid yang suka memonopoli pembicaraan
d)    Mendorong murid untuk mengomentari urunan temannya, hingga interaksi antar murid dapat ditingkatkan
e)    Meminta persetujuan murid untuk melanjutkan diskusi dengan mengambil salah satu pendapat atau jalan tengah yang dianggap sesuai oleh guru, apabila diskusi menemui jalan buntu (kemacetan) dapat terjadi bila timbul ketidakcocokan antar anggota kelompok hingga terdapat dua pendapat yang sama kuat.

f.     Menutup Diskusi
Keterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
a)    Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para murid. Rangkuman yang dibuat bersama lebih efektif, daripada bila rangukuman tersebut dibuat sendiri oleh guru
b)    Memberi banyangan tentang tindak lanjut hasil diskusi, ataupun tentang topic diskusi yang akan dating
c)    Mengajak para murid menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi, wawancara, skala sikap, dan sebagainya. Hasil penilaian ini memungkinkan murid serta menilai peran dan penampilannya dalam diskusi, serta sekaligus merupakan balikan yang dapat dimanfaatkan dalam diskusi yang akan dating




g.    Hal-Hal yang perlu dihindari
Agar dapat menguasai keenam keterampilan tersebut dengan baik, guru hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut :
1)    Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan murid
2)    Mendominasi diskusi antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakan jawaban yang banyak juga
3)    Membiarkan murid tertentu memonopoli diskusi
4)    Membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan pembicaraan yang tidak relevan
5)    Tergesa-gesa meminta respon murid atau mengisi waktu dengan berbicara terus, sehingga murid tidak sempat berpikir
6)    Membiarkan murid yang enggan berpartisipasi
7)    Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran murid
8)    Gagal mengakhiri diskusi secara efektif













BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Diskusi merupakan satu kegiatan yang biasa dilakukan dalam berbagai lapangan seperti dalam dunia politik, sosial, perdagangan, kebudayaan dan sebagainya. Dari makna kata diskusi dapat diketahui bahwa di dalamnya terlibat lebih dari satu orang.
Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan murid/siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah memulai suat proses yang member kesempatan untuk berfikir, berinteraksi social, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan kreatifitas murid/siswa serta membaca kemampuan berkomunikasi termasuk didalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok adalah satu proses yang teratur melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi. Mengambil keputusan atau memecahkan satu masalah. Maksudnya murid/siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.

Tidak ada komentar: