Sabtu, 16 Maret 2013

Selembar Sabit malam " PINOKIO "

"Selembar sabit malam Pinokio"

..Malam,hadirkan sebuah cerita..tentang penggalan rasa yg dia bagikan layaknya pastel bahagia..
Cukup indah bagiku,
Segudang hal yg dilaluinya mampu kurasakan sebagai aku,
Sebab,pernah kutoreh kisah yg tak jauh berbeda..
Hanya saja tuhan memberi naskah yg lebih sulit buatku..
Hingga cerita itu tak berujung bahagia layaknya puisi sang pujangga "pinokio" ditengah keyakinan yg begitu kuat.

..Cerita itu berawal dari sebuah kekecewaan,
Rasa kecewa itu memaksa seorang wanita bernama Maria menjadikan logika sebagai tumpuan hati yg menghantam sendi pinokio,
Membuatnya serasa dikota tak berpenghuni..
Begitu sepi,sunyi..
Lalu lalang manusia seakan tak memberi arti,
"dan jangan salahkan perempuan ketika rasanya telah melebur menjadi logika",-lanjutnya..
Ketika suasana itu bertambah rumit..
Semua terlihat begitu mudah untuk dilupakan..
Mudah untuk ditinggalkan..
Toh jejaknya berbekas tanpa perlu ditutupi.."mungkin itu fikiran setiap lelaki termasuk aku.."
Namun sepertinya itu tak kebal untuk masalah jodoh juga hati..
Saat apa yg kita tinggalkan bermuara pada kekosongan,lalu memilih untuk menyerahkan segala pada Tuhan,
Hati yg tertinggal disudut penyesalan pun akan kian bernyanyi dengan irama ketidakpastian..
Alasannya??Tentu saja,rasa yg tak didapati pinokio dengan wanita setelah maria.
Segalanya terasa berbeda..meski terkadang manusia seperti ingkar atas sesalnya,namun segalanya tetaplah nyata..
Perih..
Gusar,resah,harga diri,arogansi,dan masih banyak lagi segudang alasan mengapa Pinokio memalingkan hati untuk menebus derita..
Perjodohan..
Bagai petir memberontak dengan kilatan-kilatan yg melemahkan syaraf pinokio..
Hidup namun tak bergerak,
"Bernafas namun sesak" ,-kata Megawati ciko dalam karyanya perempuan binal diatas ranjang usang.
"Hei kau tau..??,letak kejantanan lelaki dipandang ketika ia mampu dengan perkasa meminta maaf kepada cinta yg benar-benar ia dekap,meski sesaat sebelumnya ia lepaskan karena hati pun terkadang berubah warna..
Dari jingga menjadi keabuan..nila berubah kelam,
keyakinan pinokio memberikan kekuatan untuk menghadapi tembok tinggi dikeluarga maria..
Pinokio percaya bahwa kelak malam akan berlalu menuju pagi dan mengantarkannya kepada jingga..
Jingga yg hingga kini belum sempat dirangkul pinokio..
"Berlalulah duhai waktu dengan semilirmu sapa aku saat jauh,
Kabari aku saat sedih menghampiri jiwamu karena hatiku tertinggal dihadapmu,menatapmu dari dekat dengan mesra dan penuh kasih,
Penuh suka cita..,-dengan sedikit tawa ia kembali bercerita"
Saat itu aku meninggalkannya jauh,
Entah karena putus asa ataukah keikhlasanku yg membabi buta membiarkan wanita yg kucintai dipersunting oleh laki-laki lain..
Aku pasrah.,-katanya..
Namun bukan Tuhan namanya jika jalan hidup yg dia gariskan mampu kita tebak,
Ternyata Maria merasakan perih pinokio..
Ikatan batin yg begitu kuat,bagai dua kutup magnet yg saling membutuhkan..
Maria ingin terjaga dalam mimpinya bersama pinokio..hidup dalam bahagia yg ia pilih dan bukan atas bahagia yg dipilihkan untuknya..
Ada yg memaksaku untuk tak beranjak..-,serunya..
Raga ini t'lah mencoba menjauh..namun hatiku bergelantungan diatas makam dunianya..
Tak mampu menuju keabadian dengan mata yg terisak peluh tanpa air mata..
M.a.r.i.a
Masih risau akanmu..
Resah untuk kusimpan sebagai bingkisan dihari tua kita..
Bingkisan kisah dimana aku belajar untuk menghargaimu..
Sebagai upayaku untuk bertemu kedewasaan..
Maria..
Kusampaikan kisah ini lewat selembar sabit dikertas puisi kepunyaan sahabatku..
Dan semoga kau mengerti,
,-Tutupnya..

Minggu, 10 Maret 2013

Katanya CamaR

Wahai camarku terbanglah,
Jika kau kecewa,
Tinggalkanlah aku..
Biar aku disini,
Berteman sekumpul,
Karang dan samudera,

Aku yakin sampai batas kau mengerti,
Kau akan kembali,
Dihatiku,dihariku,diwaktuku..

Aku tak ingin membiarkanmu larut dalam amarah,
Aku tak ingin resah hatimu kan menjadi kecewa,
Aku tak ingin bola matamu basah karena air mata..
Ooohhh..
Air mata..

# camar